SYNCHRONIZE FESTIVAL 2024 RESMI USAI!

Hawa segar menyelimuti Dynamic Stage saat pertunjukan Sore dan Kawan-Kawan
berlangsung. Kenangan indah tentang mendiang Ade Paloh menyemarakkan penampilan Sore, yang didukung oleh berbagai kolaborator, seperti Afgan, Ardhito Pramono, Atilia Haron, Bilal Indrajaya, Cholil Mahmud, Fanny Soegi, Pusakata, Noh Salleh, dan Rian Ekky Pradipta. “I believe, we all miss him,” ungkap Awan Garnida mewakili Sore di tengahpertunjukan. Suasana semakin emosional ketika rekaman suara Ade Paloh diputarsaat lagu “Mata Berdebu” dinyanyikan.

Area Gigs Stage sore itu pun tak kalah meriah. Kaveh Kanes, yang baru kembali setelah lama vakum, tampil disusul oleh unit punk Yogyakarta, DOM 65, dan Hardik, kelompok hardcore dari Tasikmalaya. Dua penampilan musik instrumental juga menarik perhatian. Di Forest Stage, Ali memberikan penampilan terbaiknya, sementara Primasuara—proyek yang melibatkan Greybox, Littlefingers, Rafi Muhammad, Tommy Pratomo, dan Batavia Collective—menunjukkan kepiawaiannya bermain alat musik. Mereka bahkan mengaku tidak menyiapkan set list dan membiarkan pertunjukan mengalir secara natural. Waktu jeda antara sore dan malam dimanfaatkan penonton untuk mengisi tenaga, terlihat dari antrean panjang di area foodcourt dan orang-orang yang bersantai di sekitar danau. Oleng Upuk, yang terletak di tengah festival, menawarkan tempat bersantai sambil bergerak, dengan penampilan DJ seperti Radit Echoman, Alunan Nusantara, dan This Happy Feeling. Penampilan spesial berikutnya adalah Sricandy, yang mengundang solois jebolan ajang pencarian bakat seperti Lyodra, Tiara Andini, Ziva Magnolya, Mahalini, dan Keisya Levronka. Didukung oleh Tohpati, mereka bersama-sama menyanyikan lagu-lagu hits para diva, seperti “Ekspresi” karya Titi DJ, “Pudar” dari Rossa, dan “Aku Wanita” oleh Reza Artamevia. Mereka juga membawakan lagu-lagu hits masing-masing.

“Senang sekali bisa berada di Synchronize Festival bersama teman-teman saya.
Merupakan kebanggaan tampil di sini, rasanya seperti idol lagi,” ungkap Mahalini
dengan tawa ceria sambil menyapa penonton. Hari terakhir festival dipenuhi dengan fenomena full house. Penampilan Pandai Besi di Forest Stage dan The Cottons di Gigs Stage menarik perhatian banyak penonton, dengan antrean yang mengular di luar Gigs Stage setengah jam sebelum penampilan The Cottons dimulai. Pemandangan moshpit besar terlihat saat Burgerkill membawakan Killchestra, mini album yang disajikan dalam format orkestra klasik. Momen ini juga menjadi tribute bagi dua personel mereka yang telah meninggal, mendiang Ivan Scumbag dan Eben.

Posts

Facebook
Twitter
LinkedIn