Proyek Bali Urban Subway System yang sudah direncanakan sejak awal tahun 2024, hari ini (4 September 2024) resmi dilaksanakan Ngeruwak atau peletakan batu pertama. Upacara ini dilaksanakan di Sentral Parkir Kuta, pukul 9.30 WITA pagi ini.
Upacara Ngeruwak merupakan prosesi ritual dalam tradisi Hindu Bali yang dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan dan permohonan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa. Upacara ini bertujuan untuk memohon berkah, perlindungan, dan kelancaran atas proyek pembangunan Bali Urban Subway.
Selain itu, doa juga dipanjatkan kepada alam semesta agar proses pembangunan dapat berjalan dengan baik tanpa hambatan. Prosesi Ngeruwak ini melingkupi serangkaian kegiatan seperti pembersihan pekarangan untuk menyucikan lahan yang akan digunakan, dilanjutkan dengan pengukuran area proyek sebagai bagian dari persiapan pembangunan.
Sebagai tanda dimulainya pembangunan, upacara peletakan batu pertama dipimpin langsung oleh Penjabat Gubernur Bali, Bapak Sang Made Mahendra Jaya, yang diiringi dengan doa dan ritual yang dipimpin oleh Ida Ratu Peranda Geriya Gulingan. Upacara ini tidak hanya menjadi simbol dimulainya proyek secara fisik, tetapi juga menandai pentingnya harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan dalam setiap langkah pembangunan di Bali. Mengingat visi proyek ini sangat memegang erat nilai Tri Hita Karana yang amat diyakini oleh Masyarakat Bali.
Pengembang proyek sarana angkutan umum massal berbasis kereta ini ditangani oleh PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) bersama PT Bumi Indah Prima (BIP). Kedua Perusahaan ini memiliki pengalaman yang luas dan mendalam soal menangani proyek transportasi dalam skala internasional. Perencanaan dalam pelaksanaan proyek ini, sangat memerhatikan keberlangsungan Masyarakat sekitar ketika berjalannya proyek pengeboran bawah tanah.
Upaya tersebut dilaksanakan dengan bekerja sama dengan PDAM untuk meningkatkan kapasitas sistem penyediaan air minum kepada tiap rumah yang berada di sekitar jalur pembangunan Bali Urban Subway ini, serta akan dilakukan perluasan jaringan pipa primer serta sekunder secara bersamaan dengan pembangunan terowongan.
Realisasi proyek ini diharapkan akan dapat dirasakan Masyarakat Bali untuk beroperasi penuh pada akhir 2031—sekitar 7 tahun ke depan—untuk fase 1 dan fase 2 yang menghubungkan Bandara Internasional Ngurah Rai, Sentral Parkir Kuta, Seminyak, Cemagi, Jimbaran, hingga Nusa Dua.
Melalui proyek ini, Ari Ashkara, selaku Direktur Utama PT. SBDJ mengatakan, “Guna menjaga momentum harapan masyarakat Bali yang tinggi terhadap solusi kemacetan yang parah dan sudah di atas toleransi, kami akan mendatangkan 10 Tunnel Boring Machine (TBM) untuk proyek ini yang sepenuh nya dibiayai oleh PT BIP sebagai partner investor.”
Diharapkan proyek ini mampu menjadi opsi dan solusi atas kemacetan di Bali yang sudah amat pepat di hampir seluruh kota. Melihat proyek visioner ini, sebagai Masyarakat Bali mari berharap kelancaran proyek dan hasil akhir yang tepat sasaran, yakni manfaatnya mampu menyentuh seluruh lapisan Masyarakat setempat dan pelancong di Bali.